GP. ANSOR LORAM KULON - KUDUS

Minggu, 06 November 2011

GERD dan Daging Kurban


Jika menyebut Idul Kurban bagi
masyarakat muslim Indonesia
maka akan dikaitkan dengan
pemotongan hewan kurban.
Pada sebagian besar
masyarakat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia akan
melakukan pemotongan hewan
kurban baik sapi, kerbau,
kambing maupun domba. Hal ini
akan berjalan pada hari raya Idul
Kurban dan selama 3 hari berturut-turut kemudian pada
hari 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Salah satu makna dari Idul
Kurban ini adalah saling berbagi
antara masyarakat muslim yang
mampu kepada saudaranya yang tidak mampu. Diharapkan
masyarakat yang selama ini sulit
untuk mengonsumsi daging ikut
merasakan nikmatnya
mengonsumsi daging. Tentu hal
ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat
yang memang kebetulan turut
mendapat pembagian daging
kurban. Selain itu bagi yang
berkurbanpun turut merasakan
untuk menikmati daging kurban tersebut. Daging sendiri kita ketahui
mengandung zat gizi terutama
protein dan lemak hewani.
Kedua zat gizi ini merupakan zat
gizi penting untuk tubuh kita.
Secara umum pada masa pertumbuhan, protein
dibutuhkan untuk zat
pembangun sedang pada orang
dewasa protein dibutuhkan
untuk menjaga keutuhan tubuh
dan mengganti sel-sel yang mengalami kerusakan dan
berperan penting untuk proses
penyembuhan. Lemak sendiri
berperan sebagai sumber energi
serta asam lemak esensial yang
berperan untuk pembentukan membran sel-sel tubuh dan juga
lemak dibutuhkan untuk
pembentukan steroid dan
hormon. Lemak juga berperan
sebagai bumper untuk organ2
dalam tubuh. Pokoknya lemak dan protein tetap kita butuhkan
oleh tubuh kita untuk aktifitas
kita sehari-hari agar sel-sel
tubuh tetap bisa dipertahankan
fungsi dalam proses
pertumbuhan dan proses menjaga keutuhan tubuh. Masalah akan timbul jika daging
ini dikonsumsi berlebihan dan
juga dengan waktu yang tidak
tepat. Berbagai penyakit
pencernaan akan tercetuskan
setelah kita mengonsumsi daging yang berlebihan baik ganggguan
pada saluran cerna atas maupun
gangguan saluran cerna bawah. Salah satu penyakit yang bisa
terinduksi akibat makan lemak
yang berlebihan dalam waktu
singkat adalah penyakit GERD
(Gastroesophageal Reflux). Saat
ini penyakit ini kami temui sekitar 20 % dari kasus pasien
dengan sakit maag yang kita
endoskopi saluran cerna atas
baik di RSCM maupun RS Swasta.
GERD merupakan penyakit akibat
gaya hidup sehingga kasusnya semakin meningkat dimasa
depan. Penyakit ini terjadi karena
adanya aliran balik isi lambung
termasuk asam lambung ke
kerongkongan karena adanya
kelemahan klep antara lambung
dan kerongkongan. Selain itu adanya gangguan pengosongan
lambung juga meninduksi
timbulnya GERD tersebut. Lemak
yang berlebihan dapat
menyebabkan pengosongan
lambung menjadi lambat dan adanya gangguan pada klep
sehingga isi lambung berbalik
arah ke kerongkongan. Pasien
dengan GERD biasanya
merasakan panas pada dada
seperti terbakar (heart burn). Pasien GERD juga merasakan ada
sesuatu yang balik arah dari
lambung naik keatas
(regurgitasi), pasien merasakan
mulut terasa pahit. Selain 2
keluhan utama GERD yaitu heart burn dan regurgitasi ini pasien
dengan GERD bisa merasakan
keluhan lain seperti nyeri di ulu
hati, kembung, begah dan sering
sendawa. Pasien biasanya
mengira kalau keluhan nyeri dada ini karena masalah jantung
tetapi sebenarnya karena
adanya asam lambung yang
kembali arah keatas tersebut.
Selain itu asam lambung yang
naik tersebut juga dapat menginduksi terjadinya sesak
nafas, batuk kronis, rhinitis
(radang hidung) kronis , radang
pita suara (laryngitis) sampai
ngilu pada gigi. Faktor yang menginduksi
timbulnya GERD yang mungkin
memang sudah ada sebelumnya
adalah karena mengonsumsi
daging dalam waktu singkat
secara berlebihan. Hal ini diperberat jika daging dimasak
dengan santan yang berlebihan
disertai bumbu masak yang
merangsang, asam dan pedas. Selain itu, apalagi setelah
mengonsumsi daging ini langsung
tidur tentu kondisi ini akan
memperburuk timbulnya GERD
tersebut. Karena hal ini akan
menyebabkan makanan yang telah sampai di lambung berbalik
arah ke kerongkongan. Tips Menghindar dari GERD Beberapa tips agar kita
terhindar dari GERD tetapi tetap
mengonsumsi daging adalah
jangan mengonsumsi daging
secara berlebihan dalam waktu
singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan,
sebaiknya menghindari konsumsi
secara bersamaan antara daging
dengan jeroan dari hewan
kurban tersebut seperti usus,
otak, hati, paru atau limpa. Jangan tidur dalam waktu 2 jam
setelah makan. Langsung tidur
setelah makan akan
memudahkan isi lambung
termasuk asam lambung akan
berbalik arah kembali ke kerongkongan. Pada pasien yang
memang sudah mengalami GERD
maka konsumsi daging yang
berlebih dan langsung tidur akan
menyebabkan timbulnya panas di
dada pada 4 dari 5 kasus GERD. Hindari makanan yang terlalu
asam dan pedas. Setalah makan
daging hindari minum kopi,
alcohol atau minuman bersoda
yang akan memperburuk
timbulnya GERD tersebut. Selain itu selama kita mengkonsumsi
daging ini juga sebaiknya
menghindari makanan yang
mengandung coklat dan keju. Mudah-mudahan dengan
memperhatikan dampak dari
mengonsumsi daging, kita dapat
melalui Hari Raya Idul Kurban ini
tetap dalam keadaan sehat. Salam Sehat, Dr.dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-
KGEH,MMB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar